Orang tua
sebaiknya jangan buru-buru mengajarkan
baca tulis dan hitung (calistung) pada anak usia
di bawah umur lima tahun (balita). Jika dipaksakan anak akan terkena
'mental hectic'. Memberikan pelajaran calistung pada anak dapat menghambat
pertumbuhan kecerdasan mental, anak bisa menjadi pemberontak.
Anda atau siapa saja yang memiliki anak usia dua atau tiga tahun sudah
bisa membaca, menulis, dan berhitung jangan bangga. Dilansir oleh SekolahDasar.Net dari Republika (08/03/2014),
penyakit yang diakibatkan oleh anak yang teburu-buru diajarkan calistung
akan terlihat di saat kelas 2 atau 3 Sekolah
Dasar (SD).
Saat ini banyak orang tua yang terjebak pemahaman yang salah saat memilih
sekolah untuk anaknya. Mereka menganggap sekolah
PAUDyang biayanya mahal, fasilitas mewah, dan mengajarkan
calistung merupakan sekolah yang baik. Orang tua juga seringkali bangga
jika lulus TK anaknya sudah dapat calistung.
Orang tua seharusnya menjadi konsumen cerdas, terutama dengan memilih sekolah
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang tidak mengajarkan calistung. Sekolah
PAUD yang bagus justru sekolah yang memberikan kesempatan pada anak untuk
bermain, tanpa membebaninya dengan beban akademik, termasuk calistung.
Sementara itu, sekolah PAUD juga diminta kembalikan pada fitrahnya, tidak
sembarangan memberikan pelajaran calistung.
Berdasarkan Konvensi Hak Anak, setiap anak memiliki empat hak dasar. Salah
satunya adalah hak untuk mendapatkan perlindungan dalam kerugian dari
barang dan produk, termasuk produk pendidikan.
Mengubah sebuah produk pendidikan harus menggunakan metode khusus. Tidak
hanya berwujud arahan dan larangan, namun dengan cara yang menyenangkan,
salah satunya dengan festival mewarnai sebagai salah satu teknik untuk
memberikan edukasi.
Sumber
Sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar