Rabu, 10 Agustus 2016

MENTERI MUHADJIR: RENCANA SEKOLAH SEHARI PENUH DIBATALKAN

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy mengatakan kementeriannya akan membatalkan rencana perpanjangan jam sekolah dasar dan menengah jika masyarakat keberatan. Perpanjangan jam sekolah yang ramai disebut sebagai full day school itu bertujuan memperpendek waktu di luar sekolah. Dengan waktu panjang di sekolah, siswa mendapat tambahan jam untuk belajar pendidikan karakter budi pekerti dari para guru.

PRO KONTRA FULL DAY SCHOOL DAN PERBANDINGAN PENDIDIKAN INDONESIA DAN FINLANDIA


Usulan Menteri Pendidikan baru yang baru berupa wacana saja sudah mendapat tanggapan beragam dari banyak kalangan, mulai dari pendidik, orang tua, siswa sendiri, pejabat di lingkungan dunia pendidikan sampai obrolan d warung kopi. Bahkan Media elektronik pun akhir-akhir ini di banyak acara selain berita juga membahas wacana ini. Apalagi media sosial Facebook, Twitter, WhatsApp dengan begitu gencarnya membahas baik yang pro maupun kontra.

Yang akan dibahas penulis saat ini hanya pendapat dari kalangan pendidik saja.  Secara garis besar dibagi menjadi 2 yaitu yang setuju dan yang tak setuju. Yang setuju kebanyakan dari pendidik di sekolah lanjutan baik dari Sekolah menengah Pertama, maupun Sekolah lanjuta Atas.

Sementara pendidik dari sekolah dasar kebanyakan yang tak setuju, mengingat selama ini Siswa sekolah Dasar setelah pulang Sekolah, siangnya mereka melanjutkan di Pendidikan Agama bagi yang beragama Islam, mereka mengenyam lagi Pendidikan di madrasah-madrasah Diniyah. Yang di mulai antara pukul 13.00 atau 14.00 samapi 17.00.

Perlu banyak kajian yang mendalam dari banyak aspek sebelum wacana full day scholl itu diterapkan, sehingga ketika wacana itu menjadi sebuah aturan akan betul-betul menjadi sesuatu yang baik buat pendidikan di Indonesia.

Baiknya kita melihat atau membandingkan aturan di negeri kita dengan di Negeri yang Pendidikannya sudah maju.
Penulis mengutip dari berbagai sumber tentang perbedaan pendidikan di negera Indonesia dengan Finlandia yang nota bene merupakan negara dengan system Pendidikannya yang sudah lebih maju.

Finlandia : Anak-anak baru bersekolah setelah mereka berusia 7 tahun.

Indonesia : ada playgroup, TK A, TK B, bahkan sebelum umur 3 tahun pun sudah ada yang ‘menyekolahkan’ anaknya, meskipun memang cuma satu jam dengan tujuan anaknya bersosialisasi. Masalahnya lagi, untuk masuk SD pun sekarang anak-anak DIHARUSKAN sudah bisa membaca. Ada tes masuknya. Jadi ingat percakapan ibu-ibu di commuter line yang curhat soal hal ini. Yang stres bukan cuma anaknya. Orang tuanya lebih lagi. 
Finlandia : sebelum mencapai usia remaja, anak-anak ini jarang sekali diminta mengerjakan pekerjaan rumah DAN tidak pernah disuruh mengikuti ujian.

Indonesia : TK pun sekarang sudah punya pekerjaan rumah, meskipun cuma sekedar menebalkan garis dan menulis angka.

Finlandia : hanya ada satu tes yang wajib diikuti oleh pelajar, dan saat itu mereka berusia 16 tahun.

Indonesia :like I mentioned before, masuk SD pun ada tesnya. Terutama SD favorit.

Finlandia : Seluruh sistem pendidikan didanai oleh negara. Gratis total.

Indonesia : meskipun sudah ada beberapa wilayah yang menetapkan pendidikan gratis, masih banyak pungutan2 yg harus dibayar siswa kepada sekolah, seperti uang Lab computer, Lab bahasa, dll.

Finlandia : Seluruh guru harus memiliki gelar Master/S2 yang didanai seluruhnya oleh pemerintah.

Indonesia : guru harus mencari biaya untuk melanjutkan pendidikan sendiri, tak ada bantuan pemerintah kepada semua guru.

 Finlandia : Setiap guru hanya menghabiskan waktu 4 jam sehari di kelas dan punya waktu 2 jam per minggu yang didedikasikan untuk ‘professional development’.

Indonesia : para guru di Indonesia yang bisa mengajar mulai jam 7 pagi sampai jam 3 sore non stop. Imagine how tired they are, bahkan wacana yang bergulir sekarang sampai jam 5 sore…

Jadi Intinya berlama-lamaan di sekolah tidak ada jaminan untuk kemajuan dunia pendidikan wong negara yang maju di dunia pendidikannya saja hanya memakan waktu 4 jam saja di sekolah…

Silahkan gulirkan terus pro dan kontra akan wacana full day school ini agar manjadi masukan demi kemajuan dunia pendidikan di Indonesia.
Dani Drc (Badan Pelengkap Organisasi Kesekretariatan PGRI Kota Sukabumi)

Selasa, 09 Agustus 2016

DINILAI MEMBERATKAN GURU, MENDIKBUD UBAH SYARAT MENGAJAR 24 JAM

Kabar gembira bagi seluruh guru ditanah air baik yang telah disertifikasi maupun para calon guru sertifikasi, syarat 24 jam mengajar akan diubah karena dinilai memberatkan guru.

Kualitas guru paling menentukan kualitas pendidikan. Sebagus apapun kurikulum yang digunakan bila tidak ditunjang kualitas guru yang mumpuni, hasil yang diperoleh tidak akan bisa memenuhi harapan. 

“Kurikulum yang ada akan jalan terus. Tapi kurikulum itu hanya nama (bagian luar). Bukan berarti kurikulum itu tidak penting, tapi gurunyalah yang harus ditingkatkan. Kurikulum sebaik apa pun, kalau gurunya tidak berkualitas juga akan percuma,” kata Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendi dalam simposium pelantikan Perhimpunan Keluarga Besar (KB) Pelajar Islam Indonesia (PII) Jawa Timur 2016- 2020 di Hotel Elmi, Surabaya, kemarin. 

Share

Komentar

Selamat Datang

1

2

3

Pengunjung

Flag Counter

SMS Gratis


Make Widget