VIVAnews - Kesejahteraan guru honorer di Jakarta dianggap belum ideal. Guru honorer berkali-kali melakukan unjuk rasa menuntut pemerintah memperhatikan kesejahteraan mereka.
Di Hari Guru ini, Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja meniupkan angin segar kepada para guru honorer. Ia berjanji akan menaikkan gaji guru pada tahun depan.
"Kemarin kan ada pengangkatan. Tapi banyak yang belum lolos tes PNS. Kami lagi hitung buat naikkan kesejahteraan mereka," kata Ahok, sapaan Basuki, di Balai Kota Jakarta, Senin 25 November 2013.
Ahok menambahkan bahwa kenaikan itu berdasarkan beberapa penghitungan ulang penghasilan. Saat ditanya berapa besaran kenaikan gaji guru honorer, Ahok belum bisa memastikan.
"Kami lagi hitung. Komponennya dari upah minimum provinsi (UMP) ditambah tunjangan kinerja. Itu patokan minimal. Kami masih hitung apa ada komponen lain atau tidak. Jadi belum bisa sebut angka," ujarnya.
Dari data Dinas Pendidikan, saat ini tenaga pengajar honorer di Ibu Kota ada sebanyak 11.051 guru. Dari jumlah tersebut, guru honorer yang masuk dalam kategori dua atau telah mengabdi sejak tahun 2005 ke bawah, tercatat 6.500 orang. Sisanya 4.551 orang merupakan guru honorer yang mulai mengajar sejak tahun 2006 ke atas.
"Untuk yang kategori dua ini yang jadi prioritas untuk diangkat jadi PNS. Yang lain menunggu. Kalau tidak mereka boeh daftar PNS selain guru. Kapasitas mereka banyak yang mumpuni kok. Jadi tidak harus jadi guru," ucap dia.
SIM Khusus Guru di Depok
Tak hanya para siswa SD di Depok yang punya cara unik menyambut hari Guru Nasional, polisi di kota itu juga punya cara tersendiri dalam menghormatinya.
"Kemarin kan ada pengangkatan. Tapi banyak yang belum lolos tes PNS. Kami lagi hitung buat naikkan kesejahteraan mereka," kata Ahok, sapaan Basuki, di Balai Kota Jakarta, Senin 25 November 2013.
Ahok menambahkan bahwa kenaikan itu berdasarkan beberapa penghitungan ulang penghasilan. Saat ditanya berapa besaran kenaikan gaji guru honorer, Ahok belum bisa memastikan.
"Kami lagi hitung. Komponennya dari upah minimum provinsi (UMP) ditambah tunjangan kinerja. Itu patokan minimal. Kami masih hitung apa ada komponen lain atau tidak. Jadi belum bisa sebut angka," ujarnya.
Dari data Dinas Pendidikan, saat ini tenaga pengajar honorer di Ibu Kota ada sebanyak 11.051 guru. Dari jumlah tersebut, guru honorer yang masuk dalam kategori dua atau telah mengabdi sejak tahun 2005 ke bawah, tercatat 6.500 orang. Sisanya 4.551 orang merupakan guru honorer yang mulai mengajar sejak tahun 2006 ke atas.
"Untuk yang kategori dua ini yang jadi prioritas untuk diangkat jadi PNS. Yang lain menunggu. Kalau tidak mereka boeh daftar PNS selain guru. Kapasitas mereka banyak yang mumpuni kok. Jadi tidak harus jadi guru," ucap dia.
SIM Khusus Guru di Depok
Tak hanya para siswa SD di Depok yang punya cara unik menyambut hari Guru Nasional, polisi di kota itu juga punya cara tersendiri dalam menghormatinya.
Terhitung sejak hari ini, hingga selama sepekan, polisi memberikan pelayanan khusus SIM untuk para pahlawan tanpa tanda jasa tersebut.
Kepala Unit Surat Izin Mengemudi (Kanit SIM) Polresta Depok, Ajun Komisaris Sutomo, mengatakan pelayanan khusus tersebut dimaksudkan untuk menghormati jasa para guru.
"Khusus namun tetap sesuai prosedur. Khusus di sini, maksudnya ialah para pengaju SIM yang berstatus guru kami prioritaskan. Ini kami lakukan sebagai bentuk apresiasi kepolisian terhadap jasa para pendidik," kata Sutomo.
Tak hanya guru, kata dia, polisi juga memperhatikan para pembuat SIM yang memiliki kebutuhan khusus (cacat). Ini menurutnya dilakukan sebagai bentuk kepedulian polisi terhadap berbagai lapisan masyarakat dan golongan.
"Kami juga telah menyiapkan tim untuk membantu mereka yang memiliki kebutuhan khusus (cacat) dalam membuat SIM. Semua kami lakukan dalam upaya memberikan pelayanan prima," ujarnya.
Tak hanya guru, kata dia, polisi juga memperhatikan para pembuat SIM yang memiliki kebutuhan khusus (cacat). Ini menurutnya dilakukan sebagai bentuk kepedulian polisi terhadap berbagai lapisan masyarakat dan golongan.
"Kami juga telah menyiapkan tim untuk membantu mereka yang memiliki kebutuhan khusus (cacat) dalam membuat SIM. Semua kami lakukan dalam upaya memberikan pelayanan prima," ujarnya.