Kita masyarakat Barat yang tidak mengamati dan tidak
mencontoh adab makan yang diajarkan Islam, akhirnya menderita banyak penyakit.
Mereka yang mematuhi kebiasaan makan menurut Islam akan sehat, dan mereka yang
meniru cara makan Barat yang buruk akan sakit. Kebiasaan sehat dalam adab makan
Islam seharusnya ditiru oleh masyarakat Barat”
(Profesor Hans-Heinrich Reckeweg, M.D., ahli toksikologi, Biological Therapy Vol.1 No.2, 1983)“Sumber dari segala obat adalah menjaga makanan” (Hadits)
(Profesor Hans-Heinrich Reckeweg, M.D., ahli toksikologi, Biological Therapy Vol.1 No.2, 1983)“Sumber dari segala obat adalah menjaga makanan” (Hadits)
1/3 perut untuk makanan, 1/3nya
lagi untuk makanan, dan 1/3 sisanya untuk udara”. Kita mungkin sudah akrab
dengan diet anjuran Rasul yang satu ini. Bisa jadi kita lakukan, atau kita
abaikan. Namun sudah tahukah kita, kalau berbagai penelitian masa kini
menemukan bahwa diet tersebut dapat memperpanjang umur seseorang?
Pada masa Rasulullah, ada seorang
tabib yang dikirim dari Mesir ke Madinah sebagai tanda persahabatan. Namun
delapan bulan kemudian, tabib ini akhirnya pulang lagi ke Mesir. Bukan karena
ia tidak betah—justru ia sangat akrab dan dikenal baik oleh masyarakat di
Madinah—melainkan karena selama delapan bulan ia bertugas di Madinah tak ada
satupun orang sakit yang datang untuk berobat ke tempat prakteknya. Sedangkan
di Mesir, jasanya mungkin lebih dibutuhkan. Sebelum pulang, tabib ini
berpamitan kepada Rasulullah dan bertanya pada beliau apa rahasia umat
Rasulullah selalu terlihat sehat dan tak pernah sakit. Maka Rasulullah menjawab
“kami adalah umat yang tidak makan sebelum lapar dan berhenti sebelum
kenyang”.
Mungkin kita ingat kalau Rasulullah
SAW pernah bersabda pula dalam riwayat lain :
“Tidaklah sekali-sekali manusia
memenuhi sebuah wadah pun yang lebih berbahaya dari perutnya. Cukuplah bagi
anak Adam beberapa suap makanan untuk menegakkan tubuhnya. Jika ia harus
mengisinya, maka sepertiga (bagian lambung) untuk makanannya, sepertiga lagi
untuk minumannya, dan sepertiga lagi untuk nafasnya (udara)” (Hadits
Riwayat Tirmidzi, berpredikat shahih)
14 abad setelah hadits-hadits
tersebut keluar, kini penelitian ilmiah telah membuktikan bahwa diet ala Rasul
tersebut dapat memperpanjang umur seseorang, disebut juga sebagai diet anti-aging
calorie restriction (diet pembatasan kalori atau diet rendah kalori). Namun
sebenarnya cara makan yang dalam bahasa planet Nibiru disebut “diet
calorie-restriction” ini (bahkan digembar-gemborkan berasal dari Barat), masih
menggunakan dasar diet Islam “berhenti sebelum kenyang” yang diajarkan
Rasulullah.
1. Salah satu pembuktian hadits “cukuplah bagi anak Adam beberapa suap untuk menegakkan tubuhnya” : bahwa dalam suatu penelitian UCLA tahun 2005, tikus yang mendapatkan ransum dengan jumlah kalori yang hanya cukup untuknya bertahan hidup, ternyata hidup lebih panjang dari tikus yang mendapat ransum dengan porsi dan kalori biasa.
2. Salah satu pembuktian hadits “1/3 untuk makanan, 1/3 untuk air, dan 1/3 untuk udara” : Pada tahun 2006, Christiaan Leeuwenburgh dari Institute of Aging Universitas Florida menemukan bahwa mengurangi porsi makan sebanyak 8% saja dapat mencegah banyak kerusakan organ akibat penuaan. (Porsi makanan yang dimaksud adalah “porsi makan sampai kenyang” yang biasa dikonsumsi orang sehari-hari.)
3. Penemuan Kalluri Suba Rao, ahli biologi molekuler (2004) : Makan sedikit memungkinkan tubuh untuk lebih “berkonsentrasi” memperbaiki dirinya sendiri, sehingga kegiatan perbaikan DNA, membuang zat-zat toksin keluar tubuh, dan regenerasi sel-sel rusak dengan sel sehat dapat berlangsung lebih optimal—Sedangkan apabila kita makan banyak melebihi batasan, maka tubuh akan lebih sibuk dengan kegiatan katabolisme (menguraikan makanan-makanan itu dalam tubuh) dan “tidak sempat” memperbaiki dirinya sendiri. Inilah salah satu pengundang berbagai penyakit seperti darah tinggi, kolesterol, dll yang dapat memperpendek umur manusia zaman sekarang.
4. Pendapat salah satu ilmuwan UCLA yang meneliti diet ini, bahwa “dengan diet ini saja, manusia tidak memerlukan lagi konsumsi suplemen seumur hidupnya, karena diet ini lebih kuat dari suplemen”
Bila Anda rajin-rajin browsing situs kesehatan dari luar negeri, banyak sekali berita dan penelitian terbaru mengenai diet ala Rasulullah ini—yang sedang hangat dibicarakan sejak 10 tahun terakhir. Banyak para ahli kesehatan dan ilmuwan sepakat bahwa diet ini adalah diet anti-aging terbaik yang pernah ada; daripada sekadar membatasi pada makanan tertentu dan mengonsumsi suplemen-suplemen yang diiklankan. Jadi, kata siapa diet Rasulullah udah ketinggalan jaman!!!
1. Salah satu pembuktian hadits “cukuplah bagi anak Adam beberapa suap untuk menegakkan tubuhnya” : bahwa dalam suatu penelitian UCLA tahun 2005, tikus yang mendapatkan ransum dengan jumlah kalori yang hanya cukup untuknya bertahan hidup, ternyata hidup lebih panjang dari tikus yang mendapat ransum dengan porsi dan kalori biasa.
2. Salah satu pembuktian hadits “1/3 untuk makanan, 1/3 untuk air, dan 1/3 untuk udara” : Pada tahun 2006, Christiaan Leeuwenburgh dari Institute of Aging Universitas Florida menemukan bahwa mengurangi porsi makan sebanyak 8% saja dapat mencegah banyak kerusakan organ akibat penuaan. (Porsi makanan yang dimaksud adalah “porsi makan sampai kenyang” yang biasa dikonsumsi orang sehari-hari.)
3. Penemuan Kalluri Suba Rao, ahli biologi molekuler (2004) : Makan sedikit memungkinkan tubuh untuk lebih “berkonsentrasi” memperbaiki dirinya sendiri, sehingga kegiatan perbaikan DNA, membuang zat-zat toksin keluar tubuh, dan regenerasi sel-sel rusak dengan sel sehat dapat berlangsung lebih optimal—Sedangkan apabila kita makan banyak melebihi batasan, maka tubuh akan lebih sibuk dengan kegiatan katabolisme (menguraikan makanan-makanan itu dalam tubuh) dan “tidak sempat” memperbaiki dirinya sendiri. Inilah salah satu pengundang berbagai penyakit seperti darah tinggi, kolesterol, dll yang dapat memperpendek umur manusia zaman sekarang.
4. Pendapat salah satu ilmuwan UCLA yang meneliti diet ini, bahwa “dengan diet ini saja, manusia tidak memerlukan lagi konsumsi suplemen seumur hidupnya, karena diet ini lebih kuat dari suplemen”
Bila Anda rajin-rajin browsing situs kesehatan dari luar negeri, banyak sekali berita dan penelitian terbaru mengenai diet ala Rasulullah ini—yang sedang hangat dibicarakan sejak 10 tahun terakhir. Banyak para ahli kesehatan dan ilmuwan sepakat bahwa diet ini adalah diet anti-aging terbaik yang pernah ada; daripada sekadar membatasi pada makanan tertentu dan mengonsumsi suplemen-suplemen yang diiklankan. Jadi, kata siapa diet Rasulullah udah ketinggalan jaman!!!
Diet Apaaa????
Prinsip diet calorie restriction ada
dua : (1) Makan dalam porsi lebih sedikit atau dibatasi sehingga jangan sampai
kekenyangan (lebih kurang seperti kata Rasul tentang 1/3 bagian perut untuk
makanan); dan (2) Yang paling utama dan terpenting dalam diet ini, memotong asupan
kalori. Orang dewasa normal biasanya mengonsumsi 2000 kalori per hari, maka
mulai sekarang kurangi jumlah asupan kalori sebanyak kurang lebih sepertiganya,
misalnya menjadi 1200 kalori/hari. Biasanya hal ini secara otomatis dapat
diperoleh dengan memotong porsi makanan.
Namun patut diingat : memotong
kalori, tidak berarti memotong jumlah asupan nutrien lain. Jadi, dengan
porsi makanan yang tidak banyak, tetap harus memenuhi nutrien penting untuk
tubuh seperti protein, vitamin, dan mineral-mineral. Jadi bukan sembarangan
makan sedikit, seperti hanya makan kerupuk seharian misalnya.
Dan perlu diketahui juga, diet
calorie restriction ini tidak untuk anak-anak, ibu hamil, orang-orang anoreksia
dan orang yang memiliki masalah kekurangan gizi berat, sebab bisa jadi diet ini
membahayakan mereka. Diet ini dapat dimulai pada minimal umur 25 tahun
hingga ke atas.
Diet calorie-restriction ditemukan
tahun 1930 di mana saat itu ditemukan bahwa pengurangan kalori pada tikus dapat
meningkatkan umur hidupnya dari 24 bulan menjadi 46 bulan. Penelitian yang sama
juga dilakukan pada monyet, lalat buah, ikan, anjing, dan hewan lain; dan
hasilnya pun tak jauh berbeda. Misalnya, tikus yang diberikan ransum rendah
kalori (yang hanya cukup untuknya bertahan hidup) secara signifikan hidup lebih
panjang (20-40%) daripada tikus yang diberi ransum biasa. Penelitian ini
memberikan hasil sama ketika diulang. Bukti pada percobaan tikus ini sangat
nyata. Pada tahun 2006, Christiaan Leeuwenburgh dari Institute of Aging
Universitas Florida menemukan bahwa mengurangi porsi makan sebanyak 8% saja
dapat mencegah banyak kerusakan organ akibat penuaan dan mengurangi kalori 20 –
40% dapat berefek signifikan terhadap perpanjangan umur pada tikus.
Penelitian lain di UCLA tahun 2005
oleh Phelan, “tikus hidup lebih lama ketika porsi makanan mereka dikurangi 10%.
Dikurangi 20% porsinya, mereka malah hidup lebih lama lagi. Dikurangi 50%,
mereka juga masih dapat hidup lebih lama. Namun bila dikurangi 60%, mereka akan
kelaparan dan mati”. Jadi jelas, diet ini tidak sama dengan cara makan
anoreksia (melaparkan diri secara berlebih-lebihan karena takut kegemukan).
Itu tadi pada tikus. Lalu bagaimana
dengan manusia?
Jawabannya adalah : ya, bekerja.
“Makanlah dalam porsi 15% lebih sedikit mulai umur 25 tahun dan Anda dapat
menambah 4,5 tahun lebih panjang pada umur Anda”, demikian pernyataan Eric
Ravussin, peneliti kesehatan manusia pada Pennington Biomedical Research
Center, Louisiana. Ia juga mengajukan bahwa pengurangan kalori 8% saja per hari
dapat memberi efek signifikan pada peningkatan kesehatan tubuh.
Bagaimana kerja diet
calorie-restriction ini memperpanjang umur, masih menjadi banyak kajian ilmiah.
Misalnya pada penelitian yang dilakukan oleh Kalluri Suba Rao (2004), ditemukan
bahwa diet ini dapat mencegah kerusakan DNA dan memperbaiki kinerja otak.
Ketika umur kita meningkat, sel-sel tubuh kita juga ikut menua, dan kerusakan
DNA akan lebih sering terjadi sehingga meningkatkan resiko penyakit
degeneratif, termasuk penurunan kinerja saraf. Diet Rasul ini juga dapat
meningkatkan aktivitas enzim yang terkait dengan perbaikan DNA (DNA repair).
Hal itu menurut Rao karena dengan
porsi makan dan kalori yang lebih sedikit, tubuh dapat lebih “berkonsentrasi”
memperbaiki dirinya sendiri seperti dengan melakukan perbaikan DNA dan membuang
racun-racun keluar tubuh, daripada disibukkan oleh bekerja keras karena
“mencerna banyak makanan”. Tubuh sesungguhnya memiliki kemampuan untuk
memperbaiki dirinya sendiri dari kerusakan-kerusakan dalam, namun makan terlalu
banyak dapat menghalangi hal tersebut. [saya rasa mungkin seperti ini juga
mekanisme puasa/shaum dalam menjaga kesehatan tubuh]. Hasil temuan Rao ini
diumumkan di Journal of Molecular and Cellular Biochemistry (2004).
Apabila kerusakan DNA dapat dicegah,
maka penyakit-penyakit degeneratif lain yang terkait dengan penuaan dapat
dicegah. “Ada banyak sekali bukti bahwa membatasi kalori dapat menurunkan
resiko Anda terjangkit penyakit modern seperti diabetes, kanker, dan penyakit
jantung”, ujar peneliti Universitas Saint Louis, Edward Weiss.
Weiss sendiri pernah meneliti
sekelompok wanita dan pria paruh baya yang sehat dan bukan perokok (50 –
60tahun) dengan dibagi dalam tiga kelompok : kelompok diet calorie-restriction,
kelompok yang berolahraga, dan kelompok kontrol (yang tidak melakukan
keduanya). Kelompok diet calorie-restriction diberi diet 700 – 500 kalori per
hari (normalnya seorang dewasa sehat mendapat asupan 2000 kalori per hari),
sedangkan kelompok olahraga diberi diet biasa (2000 kalori) ditambah berolahraga.
Hasilnya, kelompok diet calorie-restriction memiliki tingkat kesehatan yang
sama dengan kelompok olahraga. Bahkan, kelompok diet calorie-restriction
memiliki kadar hormon tiroid T3 (triiodotironin) paling rendah dan tingkat
metabolisme lebih rendah. Kadar T3 yang lebih rendah mengakibatkan pelambatan
penuaan jaringan tubuh, sedangkan tingkat metabolisme rendah mengakibatkan
penurunan radikal bebas dalam tubuh.
Cukup Dengan Mengatur Makanan
Selain rentang umur lebih lama, ada
beberapa keuntungan lain yang dapat diperoleh dari diet anjuran Rasul ini,
seperti menurunkan kolesterol, menghindarkan obesitas, mencegah stroke,
mencegah penimbunan lemak perut, sekaligus menguatkan daya seksual lebih lama.
“Sebenarnya cukup dengan diet ini saja, Anda tak perlu lagi mengonsumsi
suplemen-suplemen untuk mencegah penuaan atau penyakit. Karena diet ini efeknya
lebih kuat dari suplemen. No patent, no gimmicks”, ujar Phelan, ahli
kesehatan dari UCLA. Ia menganalogikan diet ini dengan lilin. Lilin dengan api
yang kecil akan meleleh lebih lama daripada lilin dengan api besar.
Penemuan diet ini tentu saja menjadi
paradoks dari kondisi dunia sekarang. Data U.S Centers for Disease Control and
Prevention menunjukkan bahwa 70% orang Amerika Serikat mengalami kelebihan
berat badan dan 60% penduduk dunia mengalami kelebihan berat badan. 30%
penyebab dari penyakit-penyakit modern (kanker, stroke, darah tinggi, jantung)
pun adalah makanan. Di mana-mana kita melihat iklan untuk menurunkan berat
badan jauh lebih banyak daripada iklan menambah berat badan. Sekedar sharing,
ketika saya membuka Livescience saja untuk mengakses artikel diet
calorie-restriction ini, ada sekitar 12 iklan sekaligus di 1 halaman situs itu
saja yang menawarkan untuk “menurunkan berat badan”, “mengurangi kebuncitan”.
Banyak ahli gizi sepakat bahwa fenomena kelebihan berat badan ini disebabkan
orang-orang dapat mengakses makanan di mana saja, kapan saja, walau mereka
tidak merasa lapar sekalipun. Tentu ada baiknya kita mengikuti kembali anjuran
Rasul :
dengan diet Rasul, tidak perlu lagi
mengikuti iklan ini
“Sesungguhnya termasuk sikap
berlebihan adalah apabila kamu makan setiap kali kamu menginginkannya” (Hadits
Riwayat Ibnu Majah)
Para peneliti memperingatkan bahwa
diet ini tidak membuat hidup selamanya (immortality) seperti yang
digembar-gemborkan beberapa media massa, dan untuk tidak terlalu muluk berharap
mencapai umur 200 tahun dengan diet ini. Yang terpenting bukanlah umur panjang
itu sendiri, melainkan hidup sehat lebih lama.
Barangsiapa di antara kalian
mendapati pagi dalam keadaan sehat wal afiat pada tubuhnya, aman dalam
perjalanannya, dan memiliki makanan untuk hari yang akan dilaluinya, maka
seakan-akan dunia ini menjadi miliknya.” (HR tirmidzi dan ibnu majah)