Selasa, 11 Desember 2012

Bangkit Dengan Sebuah Kepedulian


Abbad bin surahil menunduk lesu dan tak ada yang bisa ia ucapkan saat itu,sementara darah segar masih menetes pelan dari hidungnya, ia sadar bahwa semua ini adalah resiko yang harus ia terima karena perbuatannya yang ceroboh, hanya karena tuntutan perut lapar hukum hukum allah ia hiraukan, akhirnya semuanya berakhir dengan penyesalan dan ia tidak bisa berbuat apa apa, kecuali menunduk malu di depan rosulullah.

“Benarkah kau mencuri wahai abbad “ Tanya rosulullah dengan bijaksana
Abbad terdiam, seperti tak merespon kata kata rosulullah, hingga beberapa saat ia baru tersadar kalau ia tetap diam membisu ia akan menjadi tersalah secara mutlak dan mendapatkan cap kurang baik dari sahabat sahabat rosulullah yang lain.
“ Benar ya rosulullah …! Kampung kami di timpa kelaparan selama setahun penuh, hingga aku datang ke kota ini, di tengah perjalanan saya melewati sebuah kebun kurma, karena rasa lapar yang sangat, saya lupa diri dan memetik bebarapa tangkai kurma, sebagian saya makan dan sebagian saya selipkan di balik baju, tiba tiba pemilik kebun itu datang dan memukulku” jelasnya panjang lebar.
Rosullah bersabda kepada pemilik kebun itu “ Engkau tidak memberinya makan ketika ia lapar dan tidak mengajarinya di saat dia tidak tahu “ Lantas rosulullah memerintahkan sahabatnya untuk melepaskanya dan memberinya beberap sak kurma
Sepeti itulah akhlak Rosululah, indah dan menakjubkan, sehingga Allah mengambarkan dalam al Quran sebagai seseorang yang mempunyai uswatun hasanah yaitu tauladan yang baik, di saat sahabat sahabat Rosulullah menilai satu masalah dari satu sisi yang zahir dan menyakitkan  akan tetapi Rosulullah menilainya dari sisi lain yang lebih baik dan mulia , sehingga sikap itu semakin memperindah dirinya.
Kita sebagai umatnya yang hidup di dunia dengan dimensi dan perkembangan yang berbeda,dengan kemajuan yang mungkin tidak terbayangkan oleh generasi yang hidup 1500 tahun yang lalu, tetap mempunyai kewajiban untuk mengerjakan, meniru dan menjadikan nabi Muhammad sebagai idola, karena dengan demikian kita telah menciptakan keindahan sikap dalam bermasyarakat tanpa merugikan satu pihak, seperti contoh dalam kisah diatas.
Kisah ini telah mengajarkan kita banyak hal , tentang persaudaraan, keramahan dan kepedulian terhadap sesama, Rosulullah bukanlah seseorang dengan tipe yang suka melalaikan saudaranya dalam kesulitan tanpa membantunya, menganggap sebuah kesalahan itu mutlak tanpa mencari tahu sebab sebabnya, akan tetapi semua orang akan merasa tenang jika di dekatnya dan nyaman ketika melihat keputusan keputusannya. Andai apa yang dilakukan Rosulullah juga kita terapkan dalam kehidupan kita saat ini , maka tak akan ada lagi orang orang di sekitar kita yang kelaparan, putus pendidikan atau menghadapi kesulitan kesulitan lainnya karena kepedulian kita adalah jalan keluar yang mereka miliki rosulullah pernah bersabda :
وَاللهُ فِي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كاَنَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيْه
ِ
“Allah akan selalu menolong hambanya selama hambanya mau menolong saudaranya”.
Dari itu marilah kita belajar membuka mata, melebarkan tangan dan berusaha peduli terhadap nasib sesama, karena saling meringankan urusan seseorang berarti kita meringankan urusan kita sendiri di hari kiamat nanti, Rosulullah bersabda :
وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ اللهُ عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ
“Dan siapa yang memudahkan orang yang sedang kesulitan niscaya akan Allah mudahkan baginya di dunia dan akhirat”. Dan kepedulian kita terhadap sesama adalah langkah awal dalam menciptakan masyarakat yang seimbang tanpa merasa ada yang terasingkan dan tertindas.
Sebagai contoh yang terjadi sasat ini, nasib bangsa palestina dan suriah yang sedang menghadapi ujian yang begitu berat, maka kepedulian kitalah yang meringankannya , dengan dukungan finansial dan doa, semampu yang kita bisa, akan menjadikan bertambahnnya iman dan mental mereka dalam menghadapi segala macam cobaan,mungkin kita tidak bisa secara langsung membantu mereka akan tetapi hal itu tak lantas kita jadikan alasan untuk berdiam diri melihat saudaranya tertindas, karena kita masih mempunyai do’a untuk di panjatkan dan kebersamaan sebagai kekuatan lain dalam membantu saudara kita sendiri.

Oleh : Ubaidillah Al Ihror

Share

Komentar

Selamat Datang

1

2

3

Pengunjung

Flag Counter

SMS Gratis


Make Widget