KOMPAS.com - Penyelenggaraan sekolah berstatus rintisan bertaraf
internasional (RSBI/SBI), secara konsep bertentangan dengan falsafah
pendidikan nasional. Karena itu RSBI harus dibubarkan, agar kekeliruan
pendidikan tidak bertambah parah.
Hal ini dikatakan dua saksi ahli
pemohon mantan menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Daoed Joesoef, serta
ahli filsafat dan manajemen pendidikan, HAR Tilaar, dalam sidang uji
materi UU Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional yang
mengatur RSBI/SBI, di Mahkamah Konstitusi (MK) Jakarta, Selasa
(15/5/2012).
Sidang dengan agenda mendengarkan keterangan saksi dan ahli dari pemohon dan pemerintah, dipimpin Ketua MK Mahfud MD.
Daoed
mengatakan, dia sangat menentang pengembangan sekolah RSBI/SBI. "Saya
menuntut pemerintah secepatnya membubarkan RSBI/SBI di Bumi Indonesia
yang merdeka dan berdaulat," kata Daoed.
Menurut Daoed, dia
menentang cara dan standar yang dipilih pemerintah untuk meningkatkan
mutu pendidikan dengan sistem RSBI/SBI, yang menciptakan pengkastaan dan
melegalkan pemakaian bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar dalam
pendidikan.
"Saya bukan menolak peningkatan mutu pendidikan ke
internasional atau pembelajaran bahasa asing. Tetapi jika yang
dilaksanakan dengan RSBI/SBI, pemerintah terlalu simplistis," kata
Daoed.
Dalam pandangannya, Daoed menentang keras sikap pemerintah
yang sengaja menciptakan kekastaan dalam masyarakat. Pemerintah
mengembangkan kelompok anak yang ceradas sedemikian rupa, namun ada juga
kelompok anak yang nantinya bakal sekadar jadi "penonton" dalam
pembangunan.
Sementara HAR Tilaar mengatakan, pendidikan RSBI/SBI
Indonesia yang mengacu pada negara-negara industri maju yang tergabung
dalam OECD, menunjukkan Indonesia tidak memiliki kemerdekaan budaya.
"Indonesia
justru harus bisa menemukan kekuatan sendiri, dengan berlandaskan pada
kebudayaannya, termasuk dalam pelaksanaan pendidikan," kata Tilaar.
Menurut
Tilaar, pendidikan RSBi/SBI hanya menghasilkan manusia yang pintar
secara intelektual, bukan manusia yang berkarakter dan berbudaya.
Sumber: KOMPAS.com | Ester Lince Napitupulu | Agus Mulyadi | Selasa, 15 Mei 2012 | 16:48 WIB
Dani Ramdhan Peduli: Mengapa RIDHA SUAMI itu adalah SURGA bagimu wahai ...
-
Dani Ramdhan Peduli: Mengapa RIDHA SUAMI itu adalah SURGA bagimu wahai ...:
Suamimu dibesarkan oleh ibu yang mencintainya seumur hidup. Namun ketika
dia d...
12 tahun yang lalu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar