Sabtu, 26 Mei 2012

Cara Unik Solo Cegah Siswa Coret Seragam

Bukan mengeluarkan larangan mencoret, juga bukan dengan merazia siswa yang lulus.

VIVAnews - Untuk mencegah terjadinya aksi corat-coret seragam saat pengumuman kelulusan siswa SMA dan sederajat, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Solo mewajibkan semua siswa kelas XII mengenakan pakaian tradisional.
Kepala Dikpora Solo, Rakhmat Sutomo mengatakan dengan mengenakan pakaian tradisional maka para siswa diharap bisa mengendalikan emosi untuk aksi corat-coret.

"Selain menghidupkan budaya, mengenakan pakaian tradisional juga bisa mengerem hura-hura. Karena hura-hura itu bukan berasal dari budaya tradisional," kata dia kepada VIVAnews, Sabtu, 26 Mei 2012.

Dinas telah mengeluarkan surat edaran kepada semua sekolah bahwa siswa yang mengikuti ujian nasional kemarin diwajibkan mengenakan pakaian tradisional. "Ini merupakan tahun kedua para siswa diwajibkan memakai pakaian tradisional. Tahun kemarin aturan ini cukup  berhasil menekan aksi hura-hura seperti konvoi maupun corat-coret," ujar dia.

Lebih lanjut, dia menjelaskan, pakaian tradisional yang dikenakan siswa tidak hanya busana adat Jawa. Tetapi, pakaian adat seluruh Indonesia bisa dikenakan.

"Seperti halnya siswa laki-laki ada yang pakai surjan, sedang yang perempuan ada yang memakai kebaya. Semua pakaian tradisional dari berbagai daerah bisa dikenakan," tutur dia.

Bahkan, selama menunggu keluarnya hasil pengumuman kelulusan pihak sekolah akan mengadakan lomba busana. "Jadi lomba keluwesan memakai busana tradisional tingkat sekolah," kata Rakhmat. (umi)

Tidak ada komentar:

Share

Komentar

Selamat Datang

1

2

3

Pengunjung

Flag Counter

SMS Gratis


Make Widget